Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

06/08/10

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957

25/07/10

SYAIR ABU NAWAS / I`TIROF

ilaahi lastu lilfirdausi ahlan;
(Ya Tuhanku, tidak pantas bagiku menjadi penghuni surga-Mu)
walaa aqwaa `alannaaril jahiimi;
(Namun, aku tidak kuat dengan panasnya api neraka)
fahablii taubatan waqhfir dzunuubi;
(Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku)
fa innaka ghoofiruddzambil `adziimi;
(Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar)
dzunuubii mitslu a`daadir rimaali;
(Dosaku seperti jumlah pasir)
fahablii taubatan yaa dzaljalaali;
(Maka terimalah pengakuan taubatku Wahai Pemilik Keagungan)
wa`umrii naaqishun fiikulliyaumi;
(Dan umurku berkurang setiap hari)
wa dzanbii zaa-idun kaifahtimaali;
(Dan dosaku bertambah, bagaimana aku menanggungnya)
ilaahi `abdukal `aashi ataaka;
(Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu)
muqirron biddzunuubi waqod da`aaka;
(Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun;
(Seandainya Engkau mengampuni memang Engkaulah Pemilik Ampunan
wa in tadrud faman narjuu siwaaka
(Dan seandainya Engkau menolak taubatku, Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU)