Rembulan tlah tertidur kembali dalam buaianya. Matahari pun bangkit dar singgasanaya. Anak-anak berseragam hilir mudik menyusuri gunung lewati lembah membawa kita ke samudra bersama teman berpetualang. Leh koq malah nyayi lagunya “Ninja Hattori” he…he…he… dan kembali ketoik awal eh.. salah ketik maksudnya topik awal. Anak-anak SD dengan riang gembira menyambut pagi itu. Mereka bersama sama pergi kesekolah. Mulai dar yang berambut ikal, kepala kentang, sampai dengan yang memerkan gigi si pemilik gigi jendela pun tertawa riang gembira. Mereka pun tiba disekolah. Dan beberapa saat kemudian bel sekolah pum berbunyyi dengan nada dasar C “tttuuuuuuuuuuuut” lho kog aneh gitu kata anak-anak.
Ternyata eh ternyata suara itu berasal dari microprophone atau mic yang berasal dari pembaca doa. Hahahahaha semua seisi sekolah pun terpingkal-pingkal. Andai saja mic tersebut tidak hanya dapat memperbesar suara tetapi juga baunya. Hahahahaha pasti semua isi sekolah akan tewas secara sekejap. Bahkan kecoa dan tikus penjaga selokan sekolah pun mati dibuatnya. Dan bel masuk yang sebenarnya berbunyi. Mungkin bunyinya “treeetrettrett…” mungkin seperti itu kalau di transfer ke kata-kata. Jam pertama pun dimualai murid muri bun masau. Paijo sebagai ketua kelas mempin rapi barisan anak buahnya untuk masuk ke kelas. Jam pertama pelajaran Kewarganegaraan atau sekarang disebut PKN. Pak Budi yang selaku guru bidang studi pun masuk ke lubang pintu kelas untuk mecapai kelas yang ditempuh dengan bersusah payah. Pak Budi pada saat itu menerangkan tentang lambing Negara dan dasar hokum Negara. Setelah beberapa tahun lamanya. Maksudnya beberapa menit lamanya pak Budi menyuruh Peno untuk maju ke depan tuk menuliskan jawaban ke papan tulis. Eh pertanyaannya mana? Tunggu dulu pak Budi bertanya pada Peno.,”No, kamu taw nama lambang Negara Indonesia?”. “tauuu pak”, jawab tono. “Apa namanya “, Tanya pak Budi. Tono pun menjawab,”Burung Garuda pak!!”.”bagoesssss, sratus buat kamu.”,seru pak Budi.
selanjutnya pak budi memanggil Benjo. “Njo, kamu taw nama tulisan yang ada dibawah burung perkutuut maksudnya burng garuda njo ?”. benja menjawab,” bineka tunnggal ika pak ?”. “coba kamu tulis di depan papan tulis njo!”, sahut pak Budi. Dan banjo pun siap siaga dengan kekuatan yang tersisa maju ke depan kelas laksana seorang pejuang perang yang maw sekarat dengan di damping gigi jendelanya , serta sejata spidol panjang tentunya. Banjo pun menulis di papan tulis. Besar-besar “BINEKA TUNGGAL IKA”. Pak Budi pun terbelalak bukan karena tulisanya yang besar yang menghabiskan banyak tinta tentunya. Tapi karena penulisanya salah. “kamu tahu apa kesalahanmu Njo?”,gertak pak Budi. “tidak pak”, sahut Benjo. Seharunya Bineka tunggal ika tidak memakai B saja njo didepanya, tapi harus pake BH.”, sahut pak Budi. Anak-anak SD pun terpinggkal-pingkal mendengar kata-kata kalau ternyata bineka tunggal ika pake BH hahahahhahahahahahhahahahaha… bejo pun menggaruk-ngaruk kepalanya kayak kera yang kehilangan induknya ckckckckckc . ^.^